Jumat, 10 Februari 2012

MENDONGENG AMAT MENDUKUNG PENCERDASAN ANAK


Siapa orangnya yang tidak mendambakan buah hatinya menjadi anak yang pintar dalam segala hal? Tapi bagaimana cara mendidiknya? Ada suatu pola yang menarik untuk dicoba yakni mendongeng. Mendongeng itu mengasyikkan. Selain dapat menanamkan nilai-nilai kebaikan, menumbuhkan kecerdasan juga banyak sekali manfaat yang didapat anak saat mendengarkan dongeng.
Proses sosialiasi berupa penanaman nilai-nilai kebaikan sebaiknya dimulai sejak anak berusia dini, malah banyak ahli menyarankan agar hal itu dilakukan semenjak anak masih dalam kandungan. Dimana orang tuanya perlu sesering mungkin mengajak berkomunikasi atau memperdengarkan musik berkualitas yang kesemuanya diharap mampu menanamkan memori secara kuat.
Secara teori proses sosialisasi dapat dimulai dari keluarga, teman bermain, pendidikan formal, pendidikan luar sekolah maupun lewat pergaulan di masyarakat. Proses ini oleh para ahli antropologi disebut proses enkulturasi, sedangkan penjiwaan dari proses tersebut sampai membentuk pengetahuan dan perilaku sehingga anak mampu mandiri dinamakan proses internalisasi.
Enkulturasi merupakan proses pembudayaan, hal ini akan tampak jelas pada pendidikan humaniora, seperti seni, kesusastraan, tari, musik yang berbentuk ekspresi kreatif. Pengembangan kreativitas perlu dibina seawal mungkin agar menjadi manusia-manusia yang berbudaya. Sedangkan internalisasi adalah proses penghayatan, proses penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui latihan, pengolahan, pemikiran atau bentuk penghadiran tertentu lainnya.
Oleh karena itu, proses internalisasi bersifat pribadi, proses ini dilakukan dalam pengembangan diri melalui belajar dari orang lain, orang tua, dan guru dalam situasi tertentu sesuai dengan kapasitas fisik dan kejiwaanya. Dengan demikian, proses internalisasi diperlukan bagi setiap anak atau individu.
Pendidikan sebagai proses kebudayaan dan melakukan proses interaksi terjadi tranformasi budaya dari generasi tua kepada generasi muda. Mensitir pendapat Profesor Tilaar dalam bukunya yang dirilis tahun 1999 menyatakan, pendidikan merupakan suatu proses yang menaburkan benih-benih budaya dan peradaban manusia yang berkembang atau dikembangkan di dalam masyarakat. Inilah yang dinamakan pendidikan sebagai suatu proses pembudayaan.
Disamping melalui pendidikan formal, penanaman benih-benih budaya dan peradaban manusia bisa dilakukan secara informal, dianataranya dengan cara mendongeng. Mendongeng adalah pekerjaan yang kecil yang mendatangkan hasil yang sangat besar.
MANFAAT MENDONGENG
Mendongengkan cerita diharapkan menjadi ritual penting bagi anak sebelum tidur. Terbukti, manfaatnya sangat banyak, terutama pengembangan otak dan kemampuan berbahasa anak.
Membacakan buku atau menceritakan dongeng pada anak sebelum tidur mungkin sudah jarang dilakukan orang tua masa kini. Karena kesibukan yang begitu padat sehingga para orang tua sibuk bekerja hingga tidak sempat melakukannya.
Amat disayangkan memang. Padahal, ada banyak manfaat positif yang bisa diperoleh jika anak didongengkan, bukan hanya untuk membuatnya cepat tidur. Dongeng menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi. Secara luas, mendongeng bisa diartikan sebagai membacakan cerita atau mengomunikasikan cerita kepada anak. Entah itu cerita nyata, tidak nyata atau pengalaman orang tua. Jadi, bukan hanya memperdengarkan cerita rakyat atau cerita tradisional yang sering kita baca atau terdengar semasa kecil.
Mungkin banyak yang menganggap mendongeng sebelum tidur terkesan sepele. Padahal momen kebersamaan inilah yang paling ditunggu dan dikenang anak dari orang tuanya. Apalagi mendongeng sebelum tidur tidak hanya bermanfaat bagi bayi dan orang tuanya. Anak-anak hingga remaja juga bisa mendapatkan keuntungan lebih dari mendengar dongeng.
Salah satunya adalah dengan mendongeng, membantu perkembangan bicara dan bahasa anak. Karena itu mendongeng sebenarnya bisa dilakukan sejak awal-awal kehamilan. Memang terdengar konyol, tetapi kegiatan ini sangat berpengaruh kepada janin, terutama perkembangan otak bayi dengan menyerap suara dan bahasa ibunya yang keluarkan saat cerita.
Hal ini juga membantu memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak. ”Membacakan cerita mendorong perkembangan bicara dan bahasa anak. Selain itu, membantu anak-anak belajar keterampilan keaksaraan dengan cara yang menyenangkan,” kata Dr Sung Min dari Institute of Mental Health di Singapura seperti dikutip laman HealthToday. com.
Jika ingin meningkatkan kemampuan bahasa atau bahkan keterampilan multibahasa anak, membaca cerita sebelum tidur dalam bahasa yang berbeda dapat membantu mewujudkan hal tersebut. Buku cerita bahasa Indonesia dapat melengkapi dongeng dengan menggunakan bahasa Inggris yang biasa dibaca untuk anak-anak.
Manfaat lainnya, mendongeng juga dapat menenangkan anak kala menangis. Pernyataan ini mungkin masih membingungkan, tetapi membaca cerita merupakan cara yang efektif untuk menghilangkan stres anak dan orang tua. Ya, anak-anak, bahkan bayi, juga bisa stres. Dan, bila stres terlalu sering, sistem kekebalan tubuh anak akan menurun dan menjadi rentan terhadap penyakit.
”Ketika anak-anak merasa nyaman dan santai, membaca cerita dengan suara yang keras kepada mereka dapat menurunkan tingkat stres mereka,” tulis Patti Jones dalam opininya di situs Child.com tentang mendongeng sebelum tidur harus diceritakan dalam suasana santai.
Dramatisasi adegan dapat dilakukan, seperti membaca dengan suara yang berbeda sesuai tokoh dalam cerita atau menggunakan sebuah gerakan agar membuatnya lebih menarik. Orang tua juga dapat mengajukan pertanyaan yang relevan tentang topik terkait. Atau mungkin menambahkan komponen cerita tambahan yang menyenangkan untuk bisa memikat anak lebih lanjut.
Mendongeng juga dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak. Ketika membacakan cerita kepada seorang anak yang baru belajar bicara, membaca buku atau cerita yang sama secara rutin dapat mengajarkan kemampuan bahasa anak dan itu bagus untuk meningkatkan memori otaknya. Anak-anak juga dapat mengembangkan imajinasi dan kemampuan daya pahamnya. Sebuah buku yang dibaca berulang-ulang dapat membantu anak mengembangkan keterampilan logikanya.
Menurut Kak Awam Prakoso, pendongeng dari Jakarta, mendidik anak dengan mendongeng itu mengasyikkan. Selain dapat menanamkan nilai-nilai kebaikan, banyak sekali manfaat yang akan didapatkan oleh anak ketika mendengarkan dongeng. Dan yang tidak ketinggalan adalah, ketika orang tua secara rutin mendongeng untuk putera-puterinya, maka akan terjalin hubungan yang sangat harmonis.
TUGAS KESISWAAN 
Meski mendongeng merupakan pekerjaan kecil yang mendatangkan hasil yang sangat besar bagi penanaman memori akan nilai-nilai kebajikan sebagai pembentukan watak dasar anak, ada baiknya hal itu diadopsi oleh para pendidik untuk menciptakan kreasi pembelajaran dengan menugaskan para siswanya untuk mendongeng di dalam kelas.
Tema yang didongengkan diarahkan pada kisah kehidupan tokoh-tokoh legendaries yang berhasil mencurahkan pikirannya sehingga bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Lewat penugasan tersebut setiap siswa yang berperan sebagai pendongeng akan selalu teringat sepanjang masa.
Beberapa orang yang pernah didongengi oleh orang tuanya menyatakan meski sudah berlangsung selama puluhan tahun, cerita itu masih terngiang di telinganya. Seperti yang dialami Linda Purnawati, seorang blogger mengisahkan, “Ketika saya kecil saya seringkali di bacakan dongeng oleh Ibu, sebelum kami tidur. Setelah 37 tahun umur saya sekarang cerita-cerita yang didongengkan ibu sebagai pengantar tidur itu masih teringat dengan jelas.”
Lebih lanjut dia menyatakan, “Saya sangat bersyukur, bisa mendapatkan saat-saat bahagia seperti itu. Saya merasakan manfaat besar dongeng Ibu terhadap pertumbuhan kepribadian saya. Namun saya juga prihatin ketika melihat situasi jaman yang berubah seperti sekarang, orang tua banyak yang tidak mempunyai waktu untuk mendongengi anak-anaknya.”
Sebagai gantinya, pengantar tidur jaman sekarang adalah televisi. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada pukul 20.00 – 22.00 wib, acara yang disajikan stasiun televisi sering tidak sesuai dengan konsumsi anak-anak. Bahkan terkadang untuk memberikan komentar tentang suatu tayangan kita sering terlupa meski di sudut atas bagian kiri tertulis “BO” atau Butuh Bimbingan Orang Tua.
Padahal mendongeng merupakan batu loncatan penting dalam membentuk seorang anak menjadi cerdas. Mendongeng bisa memicu kekuatan berfikir yang super, membentuk jaringan saraf imajinasi seorang anak menjadi jenius. Menurut ahli psikogi anak, pertumbuhan mental seorang anak berjalan sangat cepat, terutama sampai anak berusia enam tahun.
Mendongeng memiliki elemen penting bagi kuncup-kuncup pikiran anak. Sampai anak berusia enam tahun, pola otak secara alami menyebabkan anak memiliki rasa ingin tahu untuk menjelajahi semua hal yang ada di sekitarnya. Rasa ingin tahu yang seakan tak terpuaskan. Anak-anak juga suka bermain dengan berbagai hal.
Karena itu mendongeng merupakan sebuah keharusan dalam pembentukan seorang jenius. Kekuatan mendongeng tidak boleh diremehkan. Sebuah cerita memiliki kekuatan yang tidak dapat dilihat tapi benar-benar nyata, membantu anak membuka dunia yang penuh semangat dan kegembiraan.
Jadi, mengapa anda masih belum juga menyisakan waktu untuk mendongengi anak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar