Festival Jenang Solo yang merupakan salah satu rangkaian acara untuk memperingati HUT ke-267 Kota Solo, resmi dibuka oleh Walikota Solo Joko Widodo pada pukul 09.53 WIB. Pembukaan acara ini ditandai dengan pemukulan kentongan.
Secara serentak 62 stan yang sudah siap di Ngarsopuro sejak pagi tadi, mulai melayani pengunjung yang sudah ramai mendatangi lokasi ingin menyantap jenang khas Solo. Jenang atau bubur merupakan salah satu simbol tradisi dalam perayaan ulang tahun. Pada festival ini dibagikan sekitar 10.000 porsi jenang gratis kepada masyarakat.
Sejumlah warga berebut jenang saat gelaran Festival Jenang Solo di kawasan Ngarsopuro, Solo, Sebanyak kurang lebih 10.000 pincuk jenang dibagikan kepada warga secara gratis untuk memeriahkan HUT ke-267 Kota Solo.
Ibu-ibu PKK Joyotakan sibuk melayani siswa yg ingin mencicipi jenang gratis |
Lurah Joyotakan (kanan) beserta staff |
Beberapa jenis jenang yang disajikan di sejumlah
stan tersebut seperti jenang abang dan jenang putih, jenang ketan hitam, jenang
sumsum, jenang grundul. Setiap jenang memiliki arti dan makna tersendiri.
Jenang abang dan putih yang disajikan dalam satu tempat, dapat diartikan
sebagai lambang yang melengkapi satu sama lain, laki-laki dan perempuan,
kesejahteraan dan kebahagiaan.
Demikian juga
jenang sumsum yang berwarna putih bersih, diartikan sebagai kebersihan hati.
Rasa jenang yang manis, sebagai simbol kesejahteraan karena gula merupakan
bahan pangan yang hampir dipakai di semua masakan Jawa dan harganya tidak
murah. Tekstur yang lengket dapat diartikan persatuan dan kesatuan. Makna atau
arti setiap masakan jenang yang bermacam-macam, menandakan adanya keharmonisan
dalam keberagaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar