Siapa orangnya yang tidak mendambakan buah hatinya
menjadi anak yang pintar dalam segala hal? Tapi bagaimana cara mendidiknya? Ada
suatu pola yang menarik untuk dicoba yakni mendongeng. Mendongeng itu
mengasyikkan. Selain dapat menanamkan nilai-nilai kebaikan, menumbuhkan
kecerdasan juga banyak sekali manfaat yang didapat anak saat mendengarkan
dongeng.
Proses sosialiasi
berupa penanaman nilai-nilai kebaikan sebaiknya dimulai sejak anak berusia
dini, malah banyak ahli menyarankan agar hal itu dilakukan semenjak anak masih
dalam kandungan. Dimana orang tuanya perlu sesering mungkin mengajak berkomunikasi
atau memperdengarkan musik berkualitas yang kesemuanya diharap mampu menanamkan
memori secara kuat.
Secara teori proses
sosialisasi dapat dimulai dari keluarga, teman bermain, pendidikan formal,
pendidikan luar sekolah maupun lewat pergaulan di masyarakat. Proses ini oleh
para ahli antropologi disebut proses enkulturasi, sedangkan penjiwaan dari
proses tersebut sampai membentuk pengetahuan dan perilaku sehingga anak mampu
mandiri dinamakan proses internalisasi.
Enkulturasi merupakan
proses pembudayaan, hal ini akan tampak jelas pada pendidikan humaniora,
seperti seni, kesusastraan, tari, musik yang berbentuk ekspresi kreatif.
Pengembangan kreativitas perlu dibina seawal mungkin agar menjadi
manusia-manusia yang berbudaya. Sedangkan internalisasi adalah proses
penghayatan, proses penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui
latihan, pengolahan, pemikiran atau bentuk penghadiran tertentu lainnya.
Oleh karena itu, proses
internalisasi bersifat pribadi, proses ini dilakukan dalam pengembangan diri
melalui belajar dari orang lain, orang tua, dan guru dalam situasi tertentu
sesuai dengan kapasitas fisik dan kejiwaanya. Dengan demikian, proses
internalisasi diperlukan bagi setiap anak atau individu.
Pendidikan sebagai
proses kebudayaan dan melakukan proses interaksi terjadi tranformasi budaya
dari generasi tua kepada generasi muda. Mensitir pendapat Profesor Tilaar dalam
bukunya yang dirilis tahun 1999 menyatakan, pendidikan merupakan suatu proses
yang menaburkan benih-benih budaya dan peradaban manusia yang berkembang atau
dikembangkan di dalam masyarakat. Inilah yang dinamakan pendidikan sebagai
suatu proses pembudayaan.
Disamping melalui
pendidikan formal, penanaman benih-benih budaya dan peradaban manusia bisa
dilakukan secara informal, dianataranya dengan cara mendongeng. Mendongeng
adalah pekerjaan yang kecil yang mendatangkan hasil yang sangat besar.
MANFAAT MENDONGENG
Mendongengkan cerita diharapkan menjadi ritual penting bagi anak sebelum tidur.
Terbukti, manfaatnya sangat banyak, terutama pengembangan otak dan kemampuan
berbahasa anak.
Membacakan buku atau menceritakan dongeng pada anak sebelum tidur mungkin sudah
jarang dilakukan orang tua masa kini. Karena kesibukan yang begitu padat
sehingga para orang tua sibuk bekerja hingga tidak sempat melakukannya.
Amat disayangkan
memang. Padahal, ada banyak manfaat positif yang bisa diperoleh jika anak
didongengkan, bukan hanya untuk membuatnya cepat tidur. Dongeng menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi.
Secara luas, mendongeng bisa diartikan sebagai membacakan cerita atau
mengomunikasikan cerita kepada anak. Entah itu cerita nyata, tidak nyata atau
pengalaman orang tua. Jadi, bukan hanya memperdengarkan cerita rakyat atau
cerita tradisional yang sering kita baca atau terdengar semasa kecil.
Mungkin banyak yang
menganggap mendongeng sebelum tidur terkesan sepele. Padahal momen kebersamaan
inilah yang paling ditunggu dan dikenang anak dari orang tuanya. Apalagi
mendongeng sebelum tidur tidak hanya bermanfaat bagi bayi dan orang tuanya.
Anak-anak hingga remaja juga bisa mendapatkan keuntungan lebih dari mendengar
dongeng.
Salah satunya adalah
dengan mendongeng, membantu perkembangan bicara dan bahasa anak. Karena itu
mendongeng sebenarnya bisa dilakukan sejak awal-awal kehamilan. Memang
terdengar konyol, tetapi kegiatan ini sangat berpengaruh kepada janin, terutama
perkembangan otak bayi dengan menyerap suara dan bahasa ibunya yang keluarkan
saat cerita.
Hal ini juga membantu
memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak. ”Membacakan cerita mendorong
perkembangan bicara dan bahasa anak. Selain itu, membantu anak-anak belajar
keterampilan keaksaraan dengan cara yang menyenangkan,” kata Dr Sung Min dari
Institute of Mental Health di Singapura seperti dikutip laman HealthToday. com.
Jika ingin meningkatkan
kemampuan bahasa atau bahkan keterampilan multibahasa anak, membaca cerita
sebelum tidur dalam bahasa yang berbeda dapat membantu mewujudkan hal tersebut.
Buku cerita bahasa Indonesia dapat melengkapi dongeng dengan menggunakan bahasa
Inggris yang biasa dibaca untuk anak-anak.
Manfaat lainnya,
mendongeng juga dapat menenangkan anak kala menangis. Pernyataan ini mungkin
masih membingungkan, tetapi membaca cerita merupakan cara yang efektif untuk
menghilangkan stres anak dan orang tua. Ya, anak-anak, bahkan bayi, juga bisa
stres. Dan, bila stres terlalu sering, sistem kekebalan tubuh anak akan menurun
dan menjadi rentan terhadap penyakit.
”Ketika anak-anak
merasa nyaman dan santai, membaca cerita dengan suara yang keras kepada mereka
dapat menurunkan tingkat stres mereka,” tulis Patti Jones dalam opininya di
situs Child.com tentang mendongeng sebelum tidur harus diceritakan dalam
suasana santai.
Dramatisasi adegan
dapat dilakukan, seperti membaca dengan suara yang berbeda sesuai tokoh dalam
cerita atau menggunakan sebuah gerakan agar membuatnya lebih menarik. Orang tua
juga dapat mengajukan pertanyaan yang relevan tentang topik terkait. Atau
mungkin menambahkan komponen cerita tambahan yang menyenangkan untuk bisa
memikat anak lebih lanjut.
Mendongeng juga dapat membantu meningkatkan
kecerdasan anak. Ketika membacakan cerita kepada seorang anak yang baru belajar
bicara, membaca buku atau cerita yang sama secara rutin dapat mengajarkan
kemampuan bahasa anak dan itu bagus untuk meningkatkan memori otaknya.
Anak-anak juga dapat mengembangkan imajinasi dan kemampuan daya pahamnya.
Sebuah buku yang dibaca berulang-ulang dapat membantu anak mengembangkan
keterampilan logikanya.
Menurut Kak Awam
Prakoso, pendongeng dari Jakarta, mendidik anak dengan mendongeng itu
mengasyikkan. Selain dapat menanamkan nilai-nilai kebaikan, banyak sekali
manfaat yang akan didapatkan oleh anak ketika mendengarkan dongeng. Dan yang
tidak ketinggalan adalah, ketika orang tua secara rutin mendongeng untuk
putera-puterinya, maka akan terjalin hubungan yang sangat harmonis.
TUGAS KESISWAAN
Meski mendongeng merupakan pekerjaan kecil yang mendatangkan hasil yang sangat
besar bagi penanaman memori akan nilai-nilai kebajikan sebagai pembentukan
watak dasar anak, ada baiknya hal itu diadopsi oleh para pendidik untuk
menciptakan kreasi pembelajaran dengan menugaskan para siswanya untuk
mendongeng di dalam kelas.
Tema yang didongengkan
diarahkan pada kisah kehidupan tokoh-tokoh legendaries yang berhasil
mencurahkan pikirannya sehingga bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Lewat
penugasan tersebut setiap siswa yang berperan sebagai pendongeng akan selalu
teringat sepanjang masa.
Beberapa orang yang
pernah didongengi oleh orang tuanya menyatakan meski sudah berlangsung selama
puluhan tahun, cerita itu masih terngiang di telinganya. Seperti yang dialami
Linda Purnawati, seorang blogger mengisahkan, “Ketika saya kecil saya
seringkali di bacakan dongeng oleh Ibu, sebelum kami tidur. Setelah 37 tahun
umur saya sekarang cerita-cerita yang didongengkan ibu sebagai pengantar tidur
itu masih teringat dengan jelas.”
Lebih lanjut dia
menyatakan, “Saya sangat bersyukur, bisa mendapatkan saat-saat bahagia seperti
itu. Saya merasakan manfaat besar dongeng Ibu terhadap pertumbuhan kepribadian
saya. Namun saya juga prihatin ketika melihat situasi jaman yang berubah seperti
sekarang, orang tua banyak yang tidak mempunyai waktu untuk mendongengi
anak-anaknya.”
Sebagai gantinya,
pengantar tidur jaman sekarang adalah televisi. Sebagaimana kita ketahui bahwa
pada pukul 20.00 – 22.00 wib, acara yang disajikan stasiun televisi sering
tidak sesuai dengan konsumsi anak-anak. Bahkan terkadang untuk memberikan
komentar tentang suatu tayangan kita sering terlupa meski di sudut atas bagian
kiri tertulis “BO” atau Butuh Bimbingan Orang Tua.
Padahal mendongeng
merupakan batu loncatan penting dalam membentuk seorang anak menjadi cerdas.
Mendongeng bisa memicu kekuatan berfikir yang super, membentuk jaringan saraf
imajinasi seorang anak menjadi jenius. Menurut ahli psikogi anak, pertumbuhan
mental seorang anak berjalan sangat cepat, terutama sampai anak berusia enam
tahun.
Mendongeng memiliki
elemen penting bagi kuncup-kuncup pikiran anak. Sampai anak berusia enam tahun,
pola otak secara alami menyebabkan anak memiliki rasa ingin tahu untuk
menjelajahi semua hal yang ada di sekitarnya. Rasa ingin tahu yang seakan tak
terpuaskan. Anak-anak juga suka bermain dengan berbagai hal.
Karena itu mendongeng merupakan sebuah keharusan dalam pembentukan seorang
jenius. Kekuatan mendongeng tidak boleh diremehkan. Sebuah cerita memiliki
kekuatan yang tidak dapat dilihat tapi benar-benar nyata, membantu anak membuka
dunia yang penuh semangat dan kegembiraan.
Jadi, mengapa anda masih belum juga menyisakan waktu untuk mendongengi anak?